Selasa, 08 Januari 2008

untuk mereka yang gugur ...

mereka yang mati muda, berbahagialah..., kata Soe Hok Gie.bulan Mei 1998 tidak akan pernah hilang dari ingatan, ketika peluru-peluru tajam menembus mahasiswa yang memperjuangkan reformasi. setelah 9 tahun berlalu, siapa pelaku pembunuhan tersebut masih tetap misterius.

13-15 Mei 1998 menjadi hari paling kelam di antara peristiwa gelap bangsa ini. khususnya di Jakarta, Yogya, Solo dan daerah-daerah lain di Indonesia.

bagi mereka yang gugur di haribaan bunda pertiwi, semerbakmu masih tercium wangi...


Be still, my soul: the Lord is on your side.
Bear patiently the cross of grief or pain;leave to your God to order and provide;
in every change God faithful will remain.
Be still, my soul: your best, your heavenly friend
through thorny ways leads to a joyful end.

Be still, my soul: the hour is hastening on
when we shall be forever with the Lord,
when disappointment, grief, and fear are gone,
sorrow for forgot, love's purest joys restored.
Be still, my soul: when change and tears are past,
all safe and blessed we shall meet at last.


mereka yang gugur bersama ribuan korban tanpa nama dalam kerusuhan Mei 1998:

Elang Mulya
Mahasiswa Trisakti, JakartaGugur dalam Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998

Hafidin Royan
Mahasiswa Trisakti, JakartaGugur dalam Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998

Hendriawan Sie
Mahasiswa Trisakti, JakartaGugur dalam Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998

Hery Hartanto
Mahasiswa Trisakti, JakartaGugur dalam Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998

Moses Gatotkaca
Masyarakat kelahiran Banjarmasin yang bekerja di Yogyakarta ini menjadi korban kekerasan pada saat terjadi kerusuhan di Yogyakarta pada tanggal 8 Mei 1998

Bernardus R Norma Irmawan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya, JakartaGugur dalam peristiwa Tragedi Semanggi pada tanggal 13 November 1998

Engkus Kusnadi
Mahasiswa Universitas Jakarta Gugur setelah Tragedi Semanggi pada tanggal 13 November 1998

Heru Sudibyo
Mahasiswa penyesuaian semester VII Universitas Terbuka, JakartaGugur setelah Tragedi Semanggi pada tanggal 13 November 1998

Lukman Firdaus
Pelajar Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 3 Ciledug, TangerangGugur setelah memperkuat barisan mahasiswa proreformasi di Jakarta, pada hari Kamis tanggal 12 November 1998 ia terluka berat dan meninggal dunia beberapa hari kemudian

Sigit Prasetyo
Mahasiswa Teknik Sipil YAI JakartaGugur dalam peristiwa Tragedi Semanggi pada tanggal 13 November 1998

Teddy Wardani Kusuma
Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia, SerpongGugur dalam Tragedi Semanggi pada tanggal 13 November 1998

kemudian ...

Yun Hap
Mahasiswa Universitas Indonesia, JakartaGugur dalam peritiwa Tragedi Semanggi II pada tanggal 23 September 1999

Muhammad Yusuf Rizal
Mahasiswa FISIP angkatan 1997 Universitas Lampung, LampungGugur tertembak di depan markas Koramil Kedaton, Lampung, pada tanggal 28 September 1999 saat melakukan unjuk rasa menentang penerapan UU PKB

Dortheys Hiyo Eluaway
Tokoh pembela masyarakat Papua, Irian JayaMeninggal dibunuh pada tanggal 11 November 2001, seusai menghadiri peringatan hari Pahlawan Nasional
[ada juga seorang Wiji Thukul penyair dari Solo, yang hingga kini hilang tanpa bekas]
May they Rest in Peace[tulisan ini untuk mengatasi penyakit lupa bangsa kita akan kasus yang masih dibiarkan gelap selama 9 tahun]

HUTAN UNTUK KESEJAHTERAAN

Hutan sebagai sumber kekayaan alam yang penting perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat dengan tetap menjaga kelangsungan fungsi dan kemampuannya dalam melestarikan lingkungan hidup.
Dalam hubungan ini tetap diperlukan peranan hutan sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Hal ini akan lebih meningkatkan rasa tanggung jawab masyarakat untuk membina kelestarian alam. Selanjutnya perlu lebih ditingkatkan produksi hutan terutama untuk memenuhi kebutuhan industri dan energi melalui peningkatan pengusahaan hutan produksi, penyempurnaan tata guna hutan tropis serta pemanfaatan hasil hutan. Usaha perlindungan, penertiban dan pengamanan hutan, penanaman kembali, konversi sebagian hutan alam menjadi hutan buatan, penyuluhan serta pengembangan sistem pemasaran perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.
Kita merasa bersyukur bahwa Tuhan Yang Maha Pemurah menganugerahkan kita kekayaan alam yang melimpah. Kita dianugerahi ribuan pulau dan lautan yang luas serta selat-selat dengan sumber daya alam yang lengkap dan berharga, seperti sumber daya alam tadi, kita manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam melaksanakan pembangunan, kita harus menghindari cara-cara pembangunan yang menghasilkan kemajuan material tetapi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kita harus mengembangkan pembangunan yang sekaligus melestarikan fungsi lingkungan hidup. Dengan melaksanakan pembangunan yang demikian, maka kemiskinan rakyat dapat kita atasi bersama dengan usaha meningkatkan kualitas hidup rakyat.Lebih dari itu, dengan melaksanakan pembangunan yang demikian, kita juga dapat terus membangun buar selama-lamanya karena sumber daya alam kita miliki tetap lestari.
Dalam rangka usaha kita untuk melaksanakan pembangunan yang demikian tadi, pembangunan di bidang kehutanan menduduki tempat yang sangat strategis. Sebab di satu pihak, hutan merupakan potensi yang sangat besar untuk mendukung pembangunan; dan di lain pihak, hutan mempunyai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita. Dengan memanfaatkan hasil hutan, tidak sedikit lapangan kerja yang dapat kita buka dan tidak sedikit pula devisa yang dapat kita hasilkan.
Namun, hutan yang rusak jelas tidak akan mampu lagi menjalankan berbagai fungsi yang sangat vital bagi kehidupan kita tadi. Rusaknya hutan akan mengakibatkan bertambah luasnya tanah gundul, tandus dan tidak produktip. Di samping itu, hutan yang rusak mengakibatkan cepatnya kedangkalan sungai sehingga menimbulkan ancaman banjir di musim hujan dan ancaman kekeringan di musim kemarau. Karena itu, dalam memanfaatkan hutan bagi pembangunan kita harus berusaha untuk memelihara kelestariannya.
Perlindungan Hutan
Hutan-hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia, keberadaannya perlu dilestarikan. Oleh karena itu, sebagai usaha konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup. Perlindungan hutan dan pelestariannya diarahkan untuk memberikan perlindungan terhadap proses ekologi yang dapat menunjang dan memelihara sistem penyangga kehidupan umat manusia.Hal itu merupakan tanggung jawab bersama dalam menjaga keberadaan dn menjamin pemanfaatan dan kelestarian plasma nutfah keanekaragaman sumber daya alam beserta ekosistemnya, dari kemungkinan terjadinya penurunan kuantitas maupun kualitasnya dan dalam pengendalian semua bentuk gangguan,ancaman, hambatan , dan tantangan terhadap kelestarian sumber daya hutan.
Upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetansumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan lindung dan suaka alam, pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan.
Sementara itu untuk mendukung industri pariwisata, pembangunan dan pengusahan hutan wisata lebih ditingkatkan melalui peran serta sektor swasta yang prioritas kegiatannya lebih ditekankan kepada pengembangan taman wisata dan taman baru yang potensial. Hal ini selaras dengan kenaikan permintaan terhadap jasa rekreasi hutan wisata dan taman baru, terutama di daerah sekitar batasan kota.

Reboisasi dan Penghijauan
Menyadari pentingnya fungsi hutan bagi kehidupan umat manusia di dunia perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan kerusakan, pemulihan kembali fungsi hutan dengan melakukan reboisasi[penanaman kembali] dan penghijauan bagi lahan-lahan kritis.
Di dalam rangka meningkatkan daya dukung lahan yang lebih optimal, maka upaya untuk merehabilitasi lahan kritis dan meningkatkan konservasi tanah lehi diperhatikan di masa mendatang. Hal tersebut dilaksanakan antara lain melaluji penghijauan dan reboisasi lahan kritis, yang menitikberatkan pada upaya pengembangan dan peningkatan pengendalian banjir dan erosi dalam DAS prioritas.

Senin, 07 Januari 2008

CHECLIST DALAM PENDAKIAN

Untuk Packing
Ransel / Cariel
Tas Camera
Tas Pinggang
Daypack
Tas kecil peralatan mandi
Stuff bag ( berbagai ukuran )
Kantong plastic untuk packing
Gallon Freezer Bags

Untuk Pakaian
Jaket Parka Gunung
Wind Breaker
Rain Coat / Ponco
Jaket Fleece
Pakaian untuk Tidur
Pakaian untuk Jalan
Pakaian Ganti
Pakaian Dalam
Balaclava
Topi Rimba
Sarung Tangan

Untuk Kaki
Sepatu Boot
Sandal
Kaus kaki (wool , sintetic) dan Cadangan
Gaiters
Aksesoris
Sunglass dan tempatnya
Rain Cover Ransel
Dompet
Bandana

Perlengkapan kelompok
Tenda doom
Kompor portable dan bahan bakar
Lentera / lilin
Trangiia
Water carrier
Detergent Ramah lingkungan

Untuk Navigasi dan Orientasi
Kompas Bidik Oriantasi
Kompas Silva
Protactor
Kurvimeter
Peta dan tempat peta
Thermometer
Jam tangan
Alat tulis
Altimeter
GPS Unit
Binocular , Monocular

Untuk Basecamp
Sleping Bag
Sleping Mat
Piring Plastik
Mug / Gelas Plastik
Sendok dan garpu
Fictofinock
Botol minum besar dan kecil
Kantong sampah
Headlamp / senter
Toilet paper
Lighter / korek api
Cards
Flaysheet
Ramontina / golok tebas

Perlengkapan mandi + Kebersian
Pasta gigi
Sabun
Shampo
Sikan gigi
Dental floss
Handuk
Sisir
Gunting kuku
Sisir

Emergency dan Survival
First Aid Kit / P3K Kit
Survival Kit
Sewing Kit
Logistik
Nasi instant / mie instant
Cereal
Roti, biscuit, crackers
Susu bubuk, teh, kopi, gula
Telur (letakkan di wadah khusus)
Apel, jeruk
Sarden/tuna kaleng
Sup instant
Java sugar water
Dll menyesuaikan kegiatan

Lain-lainya
Camera
Film / mmc dan cadanganya
Tripod
Baterai dan cadanganya
Sunscreem
Water Charger
Peluit
String line
HT atau alat komunikasi lainya

Che Guevara : Api yang tak kunjung padam



Tahun berjalan, mode berganti, post-modernisme menggantikan modernisme, kepemimpinan demokratis menggantikan kediktatoran, dan tembok berlin jatuh ke bawah tembok kapital. Tapi tiga puluh tiga tahun kemudian, pesan Che Guevara tetap menjadi suluh bagi mereka yang percaya bahwa dunia yang lebih baik itu mungkin.
Ada sesuatu dalam hidup dari peninggalan dokter Argentina/gerilyawan/revolusioner Cuba yang masih di bicarakan oleh generasi penerus di tahun 1997. Siapa yang dapat menjelaskan menggunungnya jumlah artikel, buku, film, debat tentang che ? Peringatan 30 tahun kematiannya dilakukan dengan berbagai macam acara, Siapa yang tertarik pada 30 tahun kematian Joseph Stalin ?
Seperti Jose Marti, Emiliano Zapata, Augusto Sandino, Farabundo Marti, Camilo Tores, Che adalah salah satu pejuang yang tewas disaat pertempuran, saat senjata masih dalam genggaman, dan seorang yang menjadi, selamanya, benih yang di taburkan di tanah Amerika Latin, menjadi malaikat dalam surga harapan dan keinginan, menjadi bara yang menyala dibawah abu ketidakpuasan dan keresahan.
Di dalam setiap kebangkitan gerakan revolusioner di Amerika Latin selama 30 tahun ini, mulai dari Argentina sampai Chili, dari Nicaragua sampai El Savador, dari Guatemala sampai Mexico dan Chiapas, selalu ada jejak dari “Guevarismo”, kadang jelas, kadang tidak. Tidak hanya dalam pandangan kolektif mereka yang berjuang saja, tapi juga dalam perdebatan mereka tentang metode, strategi, dan di setiap bibit-bibit perlawanan.
Bibit-bibit Guevarismo telah di semaikan selama 30 tahun terakhir, di tanah yang dipupuk oleh budaya politik kaum kiri Amerika Latin. Sekarang bibit itu telah menjadi ranting, daun-daun, dan buah. Jejak-jejak Che adalah satu benang merah dari mereka yang ada di Pantagonia sampai Rio Grand, yang menenun mimpi-mimpinya.
Apakah ide-ide Che ketinggalan jaman ? Apakah mungkin mentransformasikan atau merubah Amerika Latin tanpa Revolusi ? Ini adalah teori dari beberapa teoritikus kiri Amerika Latin ( yang menyebut dirinya ”realis”) berdasarkan pengalaman selama beberapa tahun terakhir, yang dimulai oleh jurnalis dan penulis berbakat, Jorge Castaneda dalam bukunya yang terkenal yang berjudul Melucuti Utopia (1993)
Hanya beberapa bulan setelah peluncuran bukunya, negeri Castaneda, Mexico, terlihat uprising yang spektakular yang terjadi pada penduduk asli, Chiapas, di bawah sebuah kepemimpinan sebuah organisasi utopis bersenjata, EZLN, yang prinsip-prinsip pengorganisirannya berasal dari tradisi Guevarist. Benar, sangat kontras dengan grup gerilyawan tradisional, Zapatista atau EZLN, mengatakan bahwa kebutuhan obyektif mereka bukan mengambil alih


kekuasaan, tapi menyediakan inspirasi dan support untuk suatu organisasi dari Mexican civil society, dengan tujuan utama perubahan besar dalam sistem politik dan sosial negeri.
Namun, tanpa uprising di Januari 1994, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista (EZLN)-masih bersenjata dalam empat tahun kemudian-tidak akan menjadi poin referensi dari neo-liberalisme, tidak hanya di Meksiko tapi juga di Amerika Latin dan seluruh penjuru dunia. Zapatismo adalah campuran dari beberapa tradisi subversif, tapi guevarismo adalah bumbu kunci di rebusan masakan dalam kebudayaan revolusioner yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam sebuah artikel di Newsweek, Castaneda mulai bertanya apakah benar-benar mungkin untuk menggunakan metode non-revolusioner untuk merebut kekuasaan dan kemakmuran dari tangan elit politik yang berkuasa dan orang-orang kaya, dan merubah sturktur sosial yang sudah mengakar di Amerika Latin. Jika bukti ini sangat susah untuk di temukan di akhir abad ke-21 ini, dia berkata nantinya dunia akan menyadari bahwa, “ Bagaimanpun, Che Guevara memiliki sebuah poin”1[2]
Politisi adalah Personal
Che bukan hanya seorang pejuang yang heroik, tapi juga seorang pemikir revolusioner, dengan sebuah proyek politis dan moral dan sebuah sistem dan nilai yang kerena itu dia perjuangkan dan dia berikan hidupnya. Filosofi yang memberi dia pilihan ideologi dan politik yang koheren, berwarna, bercita rasa, adalah sebuah humanisme revolusioner yang sangat dalam. Untuk Che, Komunis sejati, revolusioner sejati adalah seseorang yang merasa bahwa problem terbesar umat manusia adalah problem dia juga, seseorang yang mampu merasakan kesedihan ketika ada orang lain yang terbunuh, nggak peduli dia berada di belahan dunia yang mana, dan merasakan kegembiraan ketika bendera kebebasan berkibar di manapun.2[3]
Internasionalisme-nya Che-sebuah jalan hidup, sebuah kepercayaan sekuler, sebuah kategori imperatif, dan sebuah semangat nasionalitas-adalah sesuatu ekspresi yang hidup dan nyata dari humanisme marxis revolusioner ini.
Che selalu mengutip perkataan Jose Marti bahwa “setiap manusia seharusnya merasakan sakit diwajahnya ketika ada orang lain yang mukanya di tampar”. Perjuangan untuk martabat ini adalah salah satu prinsip etis yang menimbulkan inspirasi untuk semua tindakannya, mulai dari pertempuran Santa Clara sampai perlawanan terakhir di pegunungan Bolivia. Apa yang disebut Che, “bendera dari martabat manusia” masih menjadi term yang penting dalam kebudayaan Amerika Latin. Itu semua pertamakali berasal bersumber dari Don Quixote, sebuah karya yang dibaca Che di Sierra Maestra, yang di gumanakan sebagai “literatur kelas” yang memberi dia rekruitmen gerilyawan petani, dan sebuah kepahlawanan yang dengan itu dia identifikasikan melalui sebuah surat kepada orang tuanya.

Nilai ini tidak asing bagi marxisme. Marx sendiri menulis bahwa “proleteriat membutuhkan martabat sebagaimana kebutuhannya atas roti”. ("Communism and the Rhine Observer" - September 1847).
Pertimbangan pemikiran strategis-nya sering terbatasi dengan ide gerilya foco (memperluas nucleus). Tapi ide-ide dia dalam revolusi di Amerika Latin sangat mendalam. Di tahun 1967 dia mengatakan bahwa “Tidak ada perubahan yang bisa di buat : baik itu revolusi soaial maupun revolusi yang bersifat karikatif”. Akibatnya, Che membantu seluruh generasi revolusioner untuk membebaskan dirinya dari penjara “Stagisme” yang berasal dari dogmanya Stalinis. (Pesan untuk Konferensi Tricontinental, 1967).
Tentu, kia dapat menemukan dalam tulisannya-apakah dalam pengalaman di Kuba atau di Amerika Latin-dan terlebih dalam episode tragis di Bolivia, sebuah tendensi unutk meredusi revolusi ke perjuangan bersentaja, perjuangan bersenjata ke perjuangan gerilya di pedesaan, perjuangan gerilya itu sendiri yang dibentuk dalam Foco. Tendensi inilah yang mendominasi secara subasequen tradisi guevarist di Amerika Latin.
Tapi kamu juga bisa menemukan bagian-bagian dalam karyanya yang memberikan nuansa pada konsepsi gerilya-sebagai contoh dalam bagaimana pentingnya kerja politik massa, atau dalam kekurangan dari perjuangan bersenjata di negara yang ber-rezim demokratik.Tidak berarti penolakannya terhadap pembunuhan atau terorisme buta.1[4]
Peninggalan guevarist, yang ada dalam strategi grup revolusioner Amerika Latin di 60-an sampai 80-an., masih bersama kita, sebagai sebuah perasaan revolusioner dan perlawanan yang membaja dalam rangka unutk mencapai bagian yang penting dari ideology kiri, dari gerakan sosialis seperti Gerakan Buruh Tani di Brazil, unutk menyebut dirinya sendiri sebagai sosialis.
Sosialisme di Ameriak, tulis Jose Carlos Mariategui di 1929, bukannlah sebuah jiplakan, tapi sebuh kreasi yang heroik. Inilah yang dilakukan oleh Che Guevara, yang menolak menjiplak model-model yang “sudah ada” dan mencari jalan baru unutk sosialisme, secara lebih radikal, lebih egaliter, lebih bersifat persaudaraan, lebih humanis yang cocok dengan etika komunis sejati.