Imperialis Amerika Si Macan Kertas yang Tengah Sekarat,
Mari Bersatu Dengan Klas Buruh dan Kaum Tani Memperingati
May Day dan Hardiknas
Lima tahun sudah peristiwa barbar penuh kebiadaban yang dilakukan imperialis Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Irak. Situasi saat ini menunjukkan krisis di tubuh imperialisme utamanya imperialis AS semakin akut. Di sisi lain, klas buruh dan rakyat pekerja akan menyongsong peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) dan tak ketinggalan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bagaimana sikap pemuda-mahasiswa akan hal ini?
Kredit Macet Perumahan (Subprime Mortgage) di AS, melambungnya harga minyak dunia, kebijakan perang Irak, konfl ik kawasan di Timurtengah, Amerika Latin dan negaranegara
Balkan, memperlihatkan betapa imperialis AS saat ini tengah dirundung sekian persoalan yang semakin membuka tabirkebusukan dari krisis di tubuh imperialisme.
Imperialis AS : Teroris No. 1, Sang Agresor dan Perampok Negeri Orang!
Tanggal 20 Maret 2003, imperialis AS dengan sekutunya melakukan bombardir terhadap Irak. Peristiwa ini menandai perang agresi imperialis AS terhadap negeri penghasil minyak nomor 2 (dua) terbesaar di dunia tersebut. Serangan militer AS dilakukan dengan dalih kepemilikan pemerintah Irak atas senjata pemusnah massal dan keterkaitannya dengan jaringan teroris Al-Qaeda, Osamah Bin Laden. Sebelumnya, AS melakukan hal serupa terhadap Afghanistan dengan alasan yang tidak juah berbeda.
Perang agresi imperialis AS yang menghabiskan 3 triliun dollar AS (sekitar Rp 27.000 triliun) ternyata menunjukkan kegagalan. Rakyat Irak terus melakukan perlawanannya mempertahankan diri dari agresi AS, hingga lebih dari 10.000 tentara AS tewas selama
menjalankan misi suci kaum imperialis AS tersebut. Perang agresi imperialis AS dan sekutunya telah menghancurkan penghidupan rakyat Irak. Ribuan orang tewas, jutaan lainnya mengungsi, kehidupan ekonomi hancur hingga kejahatan perang lainnya seperti tragedi penjara Abu Ghalib. Semua mata dunia terbuka, perang agresi imperialis AS serta sekutunya ke Irak dan Afghanistan ternyata untuk menguasai sumber-sumber dan jalur perdagangan minyak sekaligus
mengatasi krisis over produksi persenjataan milik imperialis AS. Perang agresi ke Irak membuka topeng kebusukan dominasi imperialis AS yang rakus akan sumber-sumber bahan mentah, pasar dan tenaga kerja murah untuk mendatangkan super profififi t luar biasa. Nafsu serakah imperialisme mau tidak mau membuat mereka akan dan selalu mempersiapkan perang. Apa yang dilakukan imperialis AS dalam perang agresi ke Irak dan Afghanistan, menunjukkan perkembangan baru dari imperialis AS menjadi kekuatan fasis.
Menggunakan serangan 11 September 2001 sebagai preteks, imperialis AS meluncurkan apa yang dinamakan sebagai “perang melawan teror” (war on terror). Mereka mempercepat berbagai tindakan yang terang-terangan berupa agresi serta intervensi militer pada skala dunia. Serbuan dan pendudukan Afganistan dan Irak, pembangunan kembali, peningkatan pengerahan kembali
kekuatan bersenjata AS, anggaran belanja pertahanan yang meroket serta pemulihan berbagai program pertahanan berbiaya tinggi seperti program pertahanan anti peluru kendali jarak jauh dan program ruang angkasa, merupakan bagian “Proyek untuk Abad Amerika Baru”, yang ditetaskan oleh kaum neokonservatif untuk menguatkan hegemoni global AS dengan merebut sumbersumber dan wilayah strategis; serta merintangi, mendahului dan membinasakan oposisi dan para pesaing jangka-panjang. Dalamproses ini, AS secara mencolok mata melanggar hukum internasional, menginjak-injak hak-hak kedaulatan bangsa dan rakyat, menimbulkan malapetaka serta menghancurkan pusat hunian penduduk sipil dan lingkungan alam.
Perampokan sistematis dan perang agresi imperialis AS Irak dan Afghanistan serta rencana-rencana agresi sejenis ke negaranegara lain, semakin membuktikan bahwa imperialisme utamanya imperialis AS hanya akan membawa peradaban manusia di dunia dalam kebinasaan dan kemiskinan yang semakin merajalela. Dengandemikian, sangatlah penting bagi seluruh rakyat dan bangsa tertindas di seleruh dunia untuk memperkuat solidaritas internasional melawan dominasi imperialisme pimpinan AS dan rejim-rejim bonekanya di berbagai negeri
Perang agresi imperialis AS yang menghabiskan 3 triliun dollar AS (sekitar Rp 27.000 triliun) ternyata menunjukkan kegagalan. Rakyat Irak terus melakukan perlawanannya mempertahankan diri dari agresi AS, hingga lebih dari 10.000 tentara AS tewas selama
menjalankan misi suci kaum imperialis AS tersebut. Perang agresi imperialis AS dan sekutunya telah menghancurkan penghidupan rakyat Irak. Ribuan orang tewas, jutaan lainnya mengungsi, kehidupan ekonomi hancur hingga kejahatan perang lainnya seperti tragedi penjara Abu Ghalib. Semua mata dunia terbuka, perang agresi imperialis AS serta sekutunya ke Irak dan Afghanistan ternyata untuk menguasai sumber-sumber dan jalur perdagangan minyak sekaligus
mengatasi krisis over produksi persenjataan milik imperialis AS. Perang agresi ke Irak membuka topeng kebusukan dominasi imperialis AS yang rakus akan sumber-sumber bahan mentah, pasar dan tenaga kerja murah untuk mendatangkan super profififi t luar biasa. Nafsu serakah imperialisme mau tidak mau membuat mereka akan dan selalu mempersiapkan perang. Apa yang dilakukan imperialis AS dalam perang agresi ke Irak dan Afghanistan, menunjukkan perkembangan baru dari imperialis AS menjadi kekuatan fasis.
Menggunakan serangan 11 September 2001 sebagai preteks, imperialis AS meluncurkan apa yang dinamakan sebagai “perang melawan teror” (war on terror). Mereka mempercepat berbagai tindakan yang terang-terangan berupa agresi serta intervensi militer pada skala dunia. Serbuan dan pendudukan Afganistan dan Irak, pembangunan kembali, peningkatan pengerahan kembali
kekuatan bersenjata AS, anggaran belanja pertahanan yang meroket serta pemulihan berbagai program pertahanan berbiaya tinggi seperti program pertahanan anti peluru kendali jarak jauh dan program ruang angkasa, merupakan bagian “Proyek untuk Abad Amerika Baru”, yang ditetaskan oleh kaum neokonservatif untuk menguatkan hegemoni global AS dengan merebut sumbersumber dan wilayah strategis; serta merintangi, mendahului dan membinasakan oposisi dan para pesaing jangka-panjang. Dalamproses ini, AS secara mencolok mata melanggar hukum internasional, menginjak-injak hak-hak kedaulatan bangsa dan rakyat, menimbulkan malapetaka serta menghancurkan pusat hunian penduduk sipil dan lingkungan alam.
Perampokan sistematis dan perang agresi imperialis AS Irak dan Afghanistan serta rencana-rencana agresi sejenis ke negaranegara lain, semakin membuktikan bahwa imperialisme utamanya imperialis AS hanya akan membawa peradaban manusia di dunia dalam kebinasaan dan kemiskinan yang semakin merajalela. Dengandemikian, sangatlah penting bagi seluruh rakyat dan bangsa tertindas di seleruh dunia untuk memperkuat solidaritas internasional melawan dominasi imperialisme pimpinan AS dan rejim-rejim bonekanya di berbagai negeri
Krisis Umum Imperialisme Semakin Parah
Saat ini, krisis umum imperialisme semakin menjadi-jadi. Belum lama ini, AS kembali diguncang dengan krisis kredit macet perumahan (subprime mortgage) yang telah mengakibatkan daya beli merosot dan ledakan pengangguran akibat PHK. Kepercayaan dunia kepada AS pun perlahan-lahan dipertanyakan? Upaya-upaya pemerintah Bush dengan suntikan dana 150 miliar dollar AS dan menurunkan tingkat suku bunga juga tidak membawa perubahan cukup berarti. Di sisi lain, Bush sendiri mulai kehilangan pamornya akibat kebijakan mempertahan perang di Irak.
Di sisi lain imperialis AS juga mendapatkan tentangan dari China dan Rusia yang tengah meroket perekonomiannya. Bukan sekedar persaingan ekonomi, mereka pun mulai terlibat dalam persaingan senjata dan memperebutkan pengaruh di berbagai kawasan. Tetapi mereka masih bisa menempuh jalan kompromi dengan berbagai konsensus yang saling menguntungkan. Satu hal bahwa imperialis AS memiliki dominasi kuat atas kekuatan militer yang belum ada tandingannya oleh negara imperialis lainnya.
Di negeri-negeri yang ingin mempertahankan kedaulatannya dari rongrongan imperialis AS seperti Venezuela, Kuba, Korea Utara, Iran dan Palestina, tentangan melawan imperialis AS terus bergema. Provokasi AS dengan mendukung Kolombia yang membunuh Jubir FARC (Front Armed Revolutionary of Colombia) Raul Reyes, telah memancing Venezuela, Ekuador dan beberapa negeri latin lainnya dengan lantang mengutuk AS dan bersiap diri atas perang yang akan terjadi. Di Iran, sanksi PBB yang dijatuhkan terkait program pengembangan Nuklir Iran, tidak menyurutkan langkah pemerintah Ahmadinedjad. Naiknya Raul Castro menggantikan Fidel Castro tetap tidak mempengaruhi politik anti AS dari negeri tersebut. Upaya-upaya diplomasi AS terhadap Korea Utara juga tidak berjalan mulus. Sementara perseteruan Palestina-Israel yang tak kunjung padam, semakin memperlihatkan ketidakmampuan AS menangani konfl ik di Timurtengah.
Kondisi terparah justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti Indonesia. Di negeri-negeri ini imperialisme menjadikannya sebagai cadangan utama untuk sumber bahan mentah, pasar dan mendapatkan tenaga kerja murah. Di negeri-negeri ini, imperialisme monyokong kuat rejimrejim boneka lewat eksport kapital baik investasi atau bentuk kerjasama ekonomi lainnya (utang, hibah, dsb) agar tetap bisa mengeruk sumber-sumber bahan mentah mulai dari perluasan perkebunan komoditi imperialis hingga penguasaan minyak dan bahan mineral lainnya. Dia juga memaksakan pembukaan kran impor untuk produk berlebih imperialis sehingga membuat ketergantungan yangluar biasa atas produk impor untuk kebutuhan dalam negeri hingga liberalisasi perburuhan yang memaksa buruh diupah murah dan tanpa jaminan kepastian kerja. Akibat dari itu semua, negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan menjadi ladang krisis ekonomi yang semakin akut dan menghancurkan penghidupan rakyat secara luas utamanya bagi klas buruh dan kaum tani.
Di sisi lain imperialis AS juga mendapatkan tentangan dari China dan Rusia yang tengah meroket perekonomiannya. Bukan sekedar persaingan ekonomi, mereka pun mulai terlibat dalam persaingan senjata dan memperebutkan pengaruh di berbagai kawasan. Tetapi mereka masih bisa menempuh jalan kompromi dengan berbagai konsensus yang saling menguntungkan. Satu hal bahwa imperialis AS memiliki dominasi kuat atas kekuatan militer yang belum ada tandingannya oleh negara imperialis lainnya.
Di negeri-negeri yang ingin mempertahankan kedaulatannya dari rongrongan imperialis AS seperti Venezuela, Kuba, Korea Utara, Iran dan Palestina, tentangan melawan imperialis AS terus bergema. Provokasi AS dengan mendukung Kolombia yang membunuh Jubir FARC (Front Armed Revolutionary of Colombia) Raul Reyes, telah memancing Venezuela, Ekuador dan beberapa negeri latin lainnya dengan lantang mengutuk AS dan bersiap diri atas perang yang akan terjadi. Di Iran, sanksi PBB yang dijatuhkan terkait program pengembangan Nuklir Iran, tidak menyurutkan langkah pemerintah Ahmadinedjad. Naiknya Raul Castro menggantikan Fidel Castro tetap tidak mempengaruhi politik anti AS dari negeri tersebut. Upaya-upaya diplomasi AS terhadap Korea Utara juga tidak berjalan mulus. Sementara perseteruan Palestina-Israel yang tak kunjung padam, semakin memperlihatkan ketidakmampuan AS menangani konfl ik di Timurtengah.
Kondisi terparah justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti Indonesia. Di negeri-negeri ini imperialisme menjadikannya sebagai cadangan utama untuk sumber bahan mentah, pasar dan mendapatkan tenaga kerja murah. Di negeri-negeri ini, imperialisme monyokong kuat rejimrejim boneka lewat eksport kapital baik investasi atau bentuk kerjasama ekonomi lainnya (utang, hibah, dsb) agar tetap bisa mengeruk sumber-sumber bahan mentah mulai dari perluasan perkebunan komoditi imperialis hingga penguasaan minyak dan bahan mineral lainnya. Dia juga memaksakan pembukaan kran impor untuk produk berlebih imperialis sehingga membuat ketergantungan yangluar biasa atas produk impor untuk kebutuhan dalam negeri hingga liberalisasi perburuhan yang memaksa buruh diupah murah dan tanpa jaminan kepastian kerja. Akibat dari itu semua, negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan menjadi ladang krisis ekonomi yang semakin akut dan menghancurkan penghidupan rakyat secara luas utamanya bagi klas buruh dan kaum tani.
Rakyat Tertindas Sedunia Bangkit Melawan Imperialis AS dan Rejim Bonekanya
Saat ini Gerakan Rakyat di dunia semakin berkembang maju melakukan perjuangan melawan dominasi kaum borjuasi monopoli di negeri-negeri imperialis, melawan perang agresi dan pendudukan imperialis AS di berbagai negeri serta mengobarkan perjuangan yang sengit melawan berbagai rejim boneka imperialis yang menjadi penyokong utama kepentingan imperialisme di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan.
Gerakan anti perang di negeri-negeri imperialis yang melaknat perang agresi imperialis AS, tidak hanya mendesak penghentian perang, lebih dari itu mulai memberikan dukungan konkretnya atas perjuangan rakyat di Irak, Afghanistan ataupun Palestina yang terus dibombardir oleh barbarisme raja perang imperialis AS. Kredit macet perumahan (Subprime Mortgage) di AS, yang mengakibatkan daya beli masyarakat merosot, PHK, pencabutan subsidi sosial hingga diskriminasi terhadap kaum migran, telah membangkitkan kesadaran klas buruh dan rakyat pekerja untuk membongkar kebusukan kaum borjuasi monopoli di negeri-negeri imperialis.
Tidak ada kunjungan Bush atau utusan AS yang tidak disambut dengan gelombang demonstrasi. Forum-forum imperialis yang melibatkan AS, seperti WTO, WEF. G-8 dan CGI selalu dibanjiri protes buruh, tani, pemuda-mahasiswa, kaum miskin perkotaan ataupun kaum perempuan. Rakyat di berbagai dunia semakin terbuka kesadarannya tentang siapa sesungguhnya AS yang katanya pelindung dunia, negara demokrasi terbaik, penjamin HAM nomor wahid, tapi ternyata semua palsu. Dimana-mana demonstrasi anti bush dan AS selalu menyebutkan bahwa AS adalah teroris No. 1.
Kebangkitan gerakan rakyat secara luar biasa justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Itu semua akibat pelipatgandaan penghisapan dan penindasan imperialis, yang
tercermin dalam krisis ekonomi yang semakin tajam dan akut, yang membuat penghidupan massa rakyat terus merosot. Klas buruh, kaum tani, dan berbagai kekuatan rakyat lainnya terus melakukan perjuangan dan aksi-aksinya menuntut hak-hak demokratis hingga melakukan perjuangan yang lebih hebat menuntut pembebasan nasional demokratis.
Perjuangan rakyat Irak dan Afghanistan terus berkobar, meskipun AS mengekspor terus para yankee-nya ke negeri 1001 malam tersebut. Gerakan melawan rejim boneka imperialis AS dan perjuangan pembebasan nasional terlihat nyata di Filipina, India, Pakistan, Nepal, Turki, Bangladesh, beberapa negeri Amerika Latin, dan sebagainya. Aksi-aksi protes rakyat, demonstrasi anti rejim hingga perlawanan bersenjata terhadap rejim boneka imperialis AS di berbagai negeri terjadi terus menerus. Hal ini pun terjadi di Indonesia. Rejim SBY-Kalla semakin kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia dengan rentetan kebijakan anti rakyatnya dan bangkitnya gerakan protes rakyat tertindas Indonesia secara meluas.
Imperialisme (utamanya imperialis AS) akhirnya perlahanlahan menggali liang kuburnya sendiri dan mempertontonkan dirinya macan kertas yang tengah sekarat. Kebangkitan gerakan rakyat di negeri-negeri jajahan dan di negeri-negeri induk imperialis telah membuka gerbang bagi perubahan dunia baru untuk mewujudkan keadilan sosial dan perdamaian abadi. Periodeisasi dari perkembangan krisis umum imperialisme telah melahirkan berbagai perubahan sosial spektakuler ; Revolusi Besar Oktober 1917, Revolusi Demokrasi Rakyat Tiongkok dan Gerakan Pembebasan Nasional di berbagai Negeri. Krisis umum imperialisme telah memuluskan jalan bagi pembebasan nasional demokratis dan pembebasan sosial di dunia. Tugas selanjutnya, bagaimana gerakan massa itu sendiri semakin membajakan dirinya untuk melancarkan perjuangan yang lebih hebat melawan dominasi imperialis AS dan rejim bonekanya di berbagai negeri.
Tidak ada kunjungan Bush atau utusan AS yang tidak disambut dengan gelombang demonstrasi. Forum-forum imperialis yang melibatkan AS, seperti WTO, WEF. G-8 dan CGI selalu dibanjiri protes buruh, tani, pemuda-mahasiswa, kaum miskin perkotaan ataupun kaum perempuan. Rakyat di berbagai dunia semakin terbuka kesadarannya tentang siapa sesungguhnya AS yang katanya pelindung dunia, negara demokrasi terbaik, penjamin HAM nomor wahid, tapi ternyata semua palsu. Dimana-mana demonstrasi anti bush dan AS selalu menyebutkan bahwa AS adalah teroris No. 1.
Kebangkitan gerakan rakyat secara luar biasa justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Itu semua akibat pelipatgandaan penghisapan dan penindasan imperialis, yang
tercermin dalam krisis ekonomi yang semakin tajam dan akut, yang membuat penghidupan massa rakyat terus merosot. Klas buruh, kaum tani, dan berbagai kekuatan rakyat lainnya terus melakukan perjuangan dan aksi-aksinya menuntut hak-hak demokratis hingga melakukan perjuangan yang lebih hebat menuntut pembebasan nasional demokratis.
Perjuangan rakyat Irak dan Afghanistan terus berkobar, meskipun AS mengekspor terus para yankee-nya ke negeri 1001 malam tersebut. Gerakan melawan rejim boneka imperialis AS dan perjuangan pembebasan nasional terlihat nyata di Filipina, India, Pakistan, Nepal, Turki, Bangladesh, beberapa negeri Amerika Latin, dan sebagainya. Aksi-aksi protes rakyat, demonstrasi anti rejim hingga perlawanan bersenjata terhadap rejim boneka imperialis AS di berbagai negeri terjadi terus menerus. Hal ini pun terjadi di Indonesia. Rejim SBY-Kalla semakin kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia dengan rentetan kebijakan anti rakyatnya dan bangkitnya gerakan protes rakyat tertindas Indonesia secara meluas.
Imperialisme (utamanya imperialis AS) akhirnya perlahanlahan menggali liang kuburnya sendiri dan mempertontonkan dirinya macan kertas yang tengah sekarat. Kebangkitan gerakan rakyat di negeri-negeri jajahan dan di negeri-negeri induk imperialis telah membuka gerbang bagi perubahan dunia baru untuk mewujudkan keadilan sosial dan perdamaian abadi. Periodeisasi dari perkembangan krisis umum imperialisme telah melahirkan berbagai perubahan sosial spektakuler ; Revolusi Besar Oktober 1917, Revolusi Demokrasi Rakyat Tiongkok dan Gerakan Pembebasan Nasional di berbagai Negeri. Krisis umum imperialisme telah memuluskan jalan bagi pembebasan nasional demokratis dan pembebasan sosial di dunia. Tugas selanjutnya, bagaimana gerakan massa itu sendiri semakin membajakan dirinya untuk melancarkan perjuangan yang lebih hebat melawan dominasi imperialis AS dan rejim bonekanya di berbagai negeri.
Pesan May Day dan Hardiknas : Bersatu dan Berjuang Bersama Klas Buruh dan Kaum Tani
Tidak lama lagi, klas buruh akan memperingati peristiwa penting dalam tonggak perjuangan buruh sedunia, yaitu Hari Buruh Sedunia (May Day) setiap 1 Mei. Hampir seluruh dunia merayakan peristiwa ini, tak terkecuali di Indonesia. Sehari setelah itu, seluruh rakyat juga akan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sudah menjadi tradisi dalam pergerakkan di Indonesia, May Day dan Hardiknas selalu diperingati dengan gelombang aksi-aksi massa guna menyuarakan aspirasi dan tuntutan rakyat atas persoalan klas buruh, pendidikan dan rakyat secara umum. Dengan demikian, kedua peristiwa ini patut menjadi perhatian kita (pemuda-mahasiswa).
May Day adalah momentum penting dalam sejarah perjuangan Klas Buruh. Di mana perjuangan heroik klas buruh di Amerika Serikat (AS) ketika itu walaupun dihabisi dengan segala kekerasan dari aparatus bersenjata klas borjuasi telah menjadi inspirasi tersendiri bagi perjuangan klas buruh di dunia. Dengan perjuangan di May Day lah klas buruh berhasil memperjuangkan 8 jam kerja per hari. Untuk itulah, Kongres Buruh Internasional tahun 1889 menjadikan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia yang diperingati sejak 1890.
Kekuatan klas buruh sebagai kekuatan yang memimpin telah terbukti dengan lahirnya Revolusi Besar Oktober 1917 di Rusia dan Revolusi Demokrasi Rakyat 1949 di Tiongkok. Di sinilah kita sepenuhnya menyadari peranan besar klas buruh dalam sejarah masyarakat. Klas buruh telah memberi sumbangsih besar bagi perkembangan masyarakat. Klas Buruh lah yang paling berjasa atas produksi barang dagangan dan jasa yang saat ini banyak dinikmati oleh masyarakat, meskipun mereka harus dieksploitasi tenaga kerjanya dan di satu sisi hanya menguntungkan para kaum kapitalis. Klas buruh adalah klas dengan disiplin tinggi yang bekerja secara modern melalui sistem kerja yang saling terkait satu dengan lainnya. Sehingga itulah dia dikatakan sebagai klas yang paling maju. Pengalaman-pengalaman klas buruh dalam perjuangan merubah keadaan masyarakat juga membuktikan bahwa klas buruh adalah kekuatan pemimpin perubahan. Klas buruh juga memiliki peran besar dalam perubahan di Indonesia. Klas buruh lah yang pertama kali mendirikan organisasi modern di tahun 1905 yaitu organisasi buruh kereta api Staats Spoorwegen (SS) Bond dan dilanjutkan dengan pendirian VSTP (Vereniging van Spoor–en Tram Personeel) pada tahun 1908. Bahkan pada tahun 1919, klas buruh Indonesia telah mampu mendirikan vaksentral buruh bernama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB). Di mana kaum pemuda baru mampu melakukan itu semua pada tahun 1928 melalui peristiwa Sumpah Pemuda. Kebangkitan Klas Buruh di Indonesia di masa kolonialisme juga telah mendorong kalangan intelektual mendirikan organisasi modern seperti Boedi Oetomo, PNI, PI dan sebagainya. Klas buruh Indonesia yang disokong kaum tani juga menjadi kekuatan rakyat Indonesia yang pertama kali melakukan pemberontakan bersenjata melawan kaum Kolonial Belanda menuntut kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme pada tahun 1926-1927.
Di masa Revolusi Agustus ’45, klas buruh dan kaum tani memiliki peran besar dalam merebut sekaligus mempertahankan kemerdekaan. Klas buruh dan kaum tani berada di barisan paling depan untuk proses nasionalisasi aset-aset asing dan pendudukan perkebunan-perkebunan besar milik kaum kolonial. Bersama gerakan pemuda, klas buruh dan kaum tani bersatu padu mengangkat bedil dan bambu runcing berperang melawan kaum sekutu Belanda dan Inggris. Sayangnya, pengorbanan mulia tanpa pamrih tersebut harus berujung dengan pengkhiatan klas borjuasi komprador Hatta-Sjahrir dengan lahirnya Konfrensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949.
Setelah Soekarno dijatuhkan Soeharto melalui peristiwa G 30 S, klas buruh, kaum tani dan seluruh kekuatan rakyat progresif di Indonesia dihabisi kekejaman fasis rejim boneka imperialis Soeharto. Di masa orde baru, Soeharto menerapkan kebijakan ekonomi pro imperialis yang hanya bersandar pada pembukaan eksport kapital asing ke dalam negeri untuk menguasai bahan baku dan pasar, tidak membangun sebuah industri nasional yang kuat. Klas buruh, kaum tani dan rakyat Indonesia secara umum sesungguhnya hidup dalam penderitaan di bawah tindasan fasis rejim Soharto. Serikat buruh yang menjadi alat perjuangan klas buruh dipelintir menjadi penghamba penguasa dan pengusaha bernama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Di masa pemberangusan aktifi tas politik oleh rejim Seoharto, klas buruh tetap menunjukkan perlawanannya. Di awal tahun 90an gerakan buruh PT. Gadjah Tunggal di Tangerang memulai perjuangan dan kemudian perjuangan klas buruh terus membesar seiring dengan makin masifnya forum-forum buruh yang menjadi sekolah gerakan bagi perjuangan klas buruh di masa orde baru. Kematian Marsinah 1995 ternyata tidak menyurutkan perjuangan klas buruh di Indonesia hingga akhirnya badai krisis ekonomi di tahun 1997 berujung dengan krisis politik yang menghantarkan Soeharto lengser dari tahtanya. Seiring dengan itu, kaum tani di awal reformasi juga tampil menunjukkan taring perlawanannya terhadap pemerintah dan tuantuan tanah. Aksi-aksi pendudukan lahan (reclaiming) meluas di berbagai pelosok desa. Klas buruh mendapatkan kembali sekutu utama perjuangannya yang dihabisi sepanjang kekuasaan orde baru. Kebangkitan klas buruh di masa orde baru juga turut menginspirasi kaum pemuda dan mahasiswa semakin berani melawan kekuasaan tirani orde baru yang kemudian bermuara pada lahirnya reformasi 1998.
Klas buruh telah menunjukkan peran mereka sebagai klas paling maju dan memimpin dalam melakukan perubahan. Klas buruh dan kaum tani saat ini menjadi kekuatan paling konsisten berjuang melawan dominasi imperialisme dan kekuasaan rejim boneka di dalam negeri. Disinilah dukungan sepenuhnya harus diberikan pemuda mahasiswa bagi bersatunya kekuatan pokok perubahan klas buruh dan kaum tani. Gerakan pemuda dan mahasiswa harus menjalin sebuah pertalian erat dengan gerakan klas buruh dan kaum tani. Mulai mendatangi kantong-kantong buruh dan pemukiman kumuh di sekitarnya, menyelami kehidupan mereka dan berupaya sekuat tenaga bersama mereka mengorganisasikan diri membangun serikat buruh sejati dan melahirkan aktifi s-aktifi s massa maju dari kalangan klas buruh, di sela-sela menjalankan tugas pokoknya seharihari bekerja di kampus dan massa mahasiswa. Hal yang sama juga kita lakukan ke kalangan kaum tani di pedesaan.
Gerakan pemuda mahasiswa harus mengikis habis sosok menara gading yang selama ini melekat di pundaknya, sebagaimana stempel itu melekat pada kampus-kampus congkak yang anti rakyat. Sehingga gerakan mahasiswa ke depannya mampu melahirkan aktifi s-aktifi s massa yang benar-benar menceburkan dirinya bekerja di kalangan rakyat klas buruh dan kaum tani. Beberapa pelajaran di masa lalu menunjukkan bahwa itu mampu dilakukan. Kenapa? Karena gerakan pemuda dan mahasiswa adalah pendukung utama bagi perjuangan klas buruh dan kaum tani.
Hal lain yang harus diakukan adalah mendobrak gerbonggerbong kepalsuan akademik di kampus yang menjunjung tinggi dalil-dalil ilmiah penopang kepentingan kaum imperialis dan klas penguasa dalam negeri. Di mana banyak kalangan intelektual atau akademisi di kampus yang dimotori sebagian besar guru besar dan dosen-dosen kolot yang mengabdikan diri, ilmu dan pengetahuannya bagi menyokong kuatnya dominasi imperialisme dan klas-klas penguasa di dalam negeri. Mereka berupaya sekuat tenaga menutup diri dari aspirasi perjuangan rakyat Indonesia. Mereka dengan gagah bersanding dibalik otak piciknya mendesak pengesahan revisi UUK pada tahun 2006, berkedok lembagalembaga kajian dan penelitian di kampus, dan kencang berbicara di depan kelas sembari menatap mahasiswa yang dianggapnya goblok dan mulutnya berceloteh ngawur penuh racun “bahwa kita butuh investasi untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri”, “ayo kamu mahasiswa bangunlah perumahanperumahan elit” dan “belailah klienmu walaupun dia pejabat korup, karena itu etika profesi”.
Orang-orang seperti mereka telah mencoreng ilmu pengetahuan yang seharusnya ditujukan untuk kamajuan rakyat (science for the people). Di balik jubah kebesaran dan gelargelar akademik yang disanjungnya, mereka menjadi corong propagandis kaum imperialis dan rejim boneka yang menyesatkan otak mahasiswa dan rakyat. Mimbar-mimbar akademik mereka harus kita rebut kembali menjadikan mimbar akademik yang berbicara tentang pentingnya kenaikan upah buruh, hak kaum tani atas tanah, hak pendidikan kita yang semakin dirampas dan segala persoalan akibat dari krisis ekonomi yang semakin tajam ini. Kampus harus kita jadikan kembali sebagai “Benteng Pertahanan Rakyat.”
May Day dan Hardiknas 2008 harus menjadi perhatian penting bagi pemuda-mahasiswa, yaitu
merapatkan diri kita dengan klas buruh dan kaum tani. Hanya persatuan klas buruh dan kaum tani, akan mampu memperhebat perjuangan massa di Indonesia secara luas melawan kekuasaan rejim boneka imperialis AS SBY-Kalla sebagai biang pokok dari krisis ekonomi dalam negeri yang telah banyak menghancurkan penghidupan massa rakyat Indonesia secara menyeluruh, termasuk yang dialami kaum pemuda-mahasiswa. Tanpa klas buruh dan kaum tani, pemuda-mahasiswa akan sulit mewujudkan perjuangannya untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat. Dengan demkikian, pemuda-mahasiswa harus mengupayakan adanya persatuan klas buruh dan kaum tani dalam perayaan May Day 2008 serta menarik dukungan merekadalam peringatan Hardiknas 2008. Caranya dengan menjadikan kampus sebagai panggung rakyat yang diwarnai pendiskusian dan rangkaian kegiatan propaganda tentang persoalan buruh dan kaum tani termasuk soal-soal pendidikan dan mahasiswa. Selanjutnya, berintegrasi dalam kerja-kerja propaganda dan mobilisasi di kantong-kantong buruh dan pedesaan. Intinya, Momentum ini harus menjadi ajang persekutuan klas buruh dan kaum tani dengan dukungan luas dari berbagai klas dan sektor untuk terus memperhebat perjuangan rakyat Indonesia melawan rejim anti rakyat SBY-Kalla! Mari Bersatu dan Berjuang Bersama Klas Buruh dan Kaum Tani. Songsong dan Sukseskan Peringatan May Day dan Hardiknas 2008! #
1 komentar:
Hello everyone!
I would like to burn a theme at this forum. There is such a nicey, called HYIP, or High Yield Investment Program. It reminds of financial piramyde, but in rare cases one may happen to meet a company that really pays up to 2% daily not on invested money, but from real profits.
For several years , I make money with the help of these programs.
I don't have problems with money now, but there are heights that must be conquered . I make 2G daily, and I started with funny 500 bucks.
Right now, I managed to catch a guaranteed variant to make a sharp rise . Visit my web site to get additional info.
http://theinvestblog.com [url=http://theinvestblog.com]Online Investment Blog[/url]
Posting Komentar