Cukup sulit menemukan definisi yang tepat dan menarik tentang apa itu kepemimpinan lingkungan? Istilah ini menarik perhatian tetapi di dalam berbagai tulisan dan web site lembaga pendidikan tinggi, LSM atau badan pemerintah di beberapa negara tidak ada definisi yang tepat dan betul-betul jelas untuk digeneralisir dari berbagai pendapat dan definisi yang ada menjadi sebuah definisi yang dapat diterima secara luas. Apakah penerima hadiah Kalpataru, penerima Hadiah Nobel bidang lingkungan atau perusahaan-perusahaan yang menjalankan perusahaan dengan kinerja yang ramah lingkungan (eco-friendly performance) bisa disebut sebagai orang-orang dan institusi memiliki kepemimpinan lingkungan? Apakah Menteri Negara Lingkungan Hidup, Kepala Bappdal atau Kepala Bappedalda serta Kelapa Pusat Penelitian atau Bidang Studi Lingkungan Hidup di Universitas otomatis memiliki kepemimpinan lingkungan? Apakah memang ada model baru kepemimpinan khususnya di bidang lingkungan? Apakah mereka memiliki bawahan atau konstituen yang harus dipimpin? Logikanya ada pemimpin ada bawahan. Apakah manusia bisa memimpin lingkungan, bagaimana institusi, mekanisme, kewenangan dan kekuasaan yang bisa dipegang untuk memimpin lingkungan? Apakah ada pemimpin yang mempunyai perilaku ramah lingkungan atau berhasil memimpin masyarakat untuk menjadi ramah lingkungan? Tulisan singkat ini menelusuri beberapa pustaka dan websites di dunia maya guna menjajagi apa yang dimaksudkan dengan kepemimpinan lingkungan itu? Hasil telusuran menunjukkan bahwa pengertian environmental leadership ternyata tidak semata-mata berarti atau berkaitan dengan kepemimpinan saja. Tafsiran akan kepemimpinan lingkungan bervariasi luas Pengertian dan Ruang Lingkup Kepemimpinan Lingkungan Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta upaya penanganan persoalan-persoalan sumberdaya alam dan lingkungan, berkembang pula berbagai cabang ilmu, pendekatan, tema atau model serta metodologi untuk mengkaji dan melestarikan atau membangun lingkungan. Ilmu lingkungan sendiri terus berkembang dan memiliki cabang-cabang baru seperti politik lingkungan, ekonomi lingkungan, hukum lingkungan, ekonomi sumberdaya dan sebagainya. Salah satu terminologi yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan juga adalah kepemimpinan lingkungan. Apa itu kepemimpinan lingkungan (environmental leadership)? Apakah ini adalah suatu model baru di bidang kepemimpinan atau sebenarnya bukan hal yang sama sekali baru tetapi menggunakan istilah baru? Ada banyak pertanyan kunci yang bisa diajukan mengenai teori, konsep dan implementasi kepemimpinan lingkungan Dari berbagai sumber bacaan kepempimpinan lingkungan ternyata tidak hanya dalam bentuk kinerja seorang dalam menjalankan kegiatan yang ramah lingkungan di mana orang itu menjadi pemimpinnya. Ternyata kepemimpinan lingkungan mencakup kesadaran, niat dan upaya kolektif untuk merubah cara pandang orang atau institusi terhadap lingkungan dan melakukan yang baik sehingga lebih ramah dan bertangung jawab terhadap lingkungannya. Bagaimana kepemimpinan dan lingkungan dipadukan? Lingkungan menyangkut berbagai hal. Tergantung di negara mana orang berbicara lingkungan, apa lingkungan sekitarnya apa kepentingannya dan apa politiknya juga. Juga penting dilihat sejauh mana orang berpengalaman dengan persoalan-persoalan lingkungan, apakah praktisi atau peneliti dan kaum akademik atau pemerhati semata. Karna itu juga pandangan mereka akan kepemimpinan lingkungan sangat bervariasi. Misalnya di negara maju lingkungan menyangkut polusi udara, pemanasan global, corporate social responsibility, pencemaran air, keadilan lingkungan (environmental justice), kesahatan masyarakat (public health), kesehatan lingkungan (environmental health) perencanaan dan kebijakan transportasi, ekonomi dan pembangunan masyarakat (economic and community development), dan pengorganisasian masyarakat dalam arti luas (broad-based community organizing) dan sebagainya. Bagi kita persoalan lingkungan mungkin menyangkut banjir, penyakit, sampah, kerusakan hutan pencemaran udara dan sebagainya. Kepemimpinan memerlukan kelembagaan (institusi) yang terdiri dari organisasi dengan struktur dan fungsinya, aturan dan penegakan hukum, etika, perilaku, sistem manajemen dan anggotanya. Kepemimpinan juga memerlukan kewenangan dan kekuasaan. Pemimpinan tanpa kewenangan dan kekuasaan tidak ada artinya. Selain itu kemepimpinan memerlukan konstituen, orang yang dipimpin dan bisa digerakkan untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama. Kemampuan kepemimpinan seseorang tanpa mendapat dukungan luas dari konstituen di bawahnya tidak akan berarti banyak. Ada banyak conroh dimana kepemimpinan lingkungan tradisional sudah ada dan kuat posisinya karena adanya institusi tradisional yang mendukung. Kepemimpinan bisa muncul dalam diri perorangan tetapi bisa kokoh jika ada institusi dan dukungan masyarakat dengan aturan dan organisasi, juga karena adanya kekuasaan dan kewenangan. Ada pula kepemimpinan yang muncul, dihargai atau dihormati bukan karena kekuasaan dan kewenangan tetapi karena kharisma, pendidikan, kepekaan, keteladanan dan ketokohan yang tidak harus dimediasi dalam suatu institusi. Kalau kita memakai logika saja lingkungan tidak mungkin dipimpin seorang manusia. Karena lingkungan adalah benda mati yang tidak bisa memberikan respons terhadap arahan, instruksi, perintah, mediasi atau tuntutan seorang pemimpin. Orang yang dipimpin biasanya berada dalam sistem dan struktur. Apakah itu struktur sosial, struktur organisasi dengan jalur komando seperti di bidang militer atau struktur perusahaan, pemerintah dan lembaga pendidikan. Lingkungan tidak bisa ada dalam struktur social walaupun dia mendukung struktur sosial. Apakah Ini Contoh Kepemimpinan Lingkungan? Kepemimpinan lingkungan bisa dibangun di dalam kampus sebuah lembaga pendidikan tinggi. Misalnya dengan membangun kerangka pikir intelektual, sistem penelitian, pengabdian pada masyarakat atau pembangunan masyarakat dan pendidikan dan latihan bagi perorangan sedemikian rupa sehingga perorangan ini bisa mengarahkan atau memimpin sebuah komunitas untuk menggunakan sumberdaya alam, sumberdaya teknologi dan sumberdaya manusia yang kemudian membantu memecahkan masalah-masalah lingkungan. Istilah umum yang biasa digunakan adalah membangun kesadaran lingkungan (environmental awareness). Dalam kata lain sistem pendidikan bisa membangunan kepemimpinan atau memperkuat peranan kepimpinan dalam membina pelayanan, perawatan/pemeliharaan dan penanganan persoalan lingkungan oleh perorangan atau lembaga. Ada banyak kepemipinan lokal dan tradisional yang mendukung pelestarian lingkungan di Indonesia namun tidak banyak diungkapkan atau dinyatakan sebagai kepemimpinan lingkungan. Paling tidak sebagian bisa dikaitkan dengan kelembagaan dan kepemimpinan tradisional. Kepemimpinan lingkungan dapat dibangun atau sudah eksis di dalam sebuah komunitas masyarakat tradisional atau masyarakat dan institusi pedesaan. Misalnya bisa kita lihat dalam kasus Desa Alang-Alang di Tanjung Jabung, Jambi. Ketika kita memasuki desa ini dari laut Selat Malaka kita akan menelusuri sungai kecil yang menuntun kita menuju desa yang dikelilingi bakau dan nipah yang rimbuin dan terawat baik. Masyarakat desa ini memiliki seorang Kepala Desa yang mempunyai wasasan dan kepemimpinan yang menakjubkan khusus dalam hal pelestarian bakau dan nipah. Padahal beliau tidak memiliki pendidikan khusus di bidang lingkungan sama sekali apalagi khususnya dalam bidang ekosistem pantai, bakau atau nipah atau juga tidak pernah mendapat pendidikan untuk menjadi pemimpin lingkungan. Apakah ini sebuah kepemimpinan lingkungan? Kepala desa memimpin masyarakat untuk tidak merubah ekosistem bakau menjadi tambak atau masyarakat di larang keras merusak hutan bakau dan nipah. Bahkan dengan swadaya masyarakat, dikembangkan program penanaman bakau yang kemudian menarik minat dan perhatian pemerintah sehingga mendapat bantuan dari pihak kehutanan (BRLKT yang kini berubah menjadi BPDAS) dan pemerintah daerah untuk pengembangan pesemaian anakan bakau. Penduduk di sini bahkan mengembangkan sistem pemeliharaan kepiting yang memadukan empang berbentuk parit dengan tanaman bakau sebagai penyanggah parit. Kepemimpinan lingkungan juga muncul di dalam sinergi institusi agama dan institusi pemerintah kabupaten. Misalnya pada tahun 1960-an seorang pemimpin agama di Kabupaten Sikka Flores merintis pengembangan tanaman lamtoro sebagai bagian dari upaya konservasi tanah dan air yang berhasil merubah sistem pertanian lahan kering berbasis tanaman jagung menjadi sistem produksi perkebunan rakyat dengan tanaman coklat, vanili, cengkeh, kopi, kelapa dan kemiri. Dalam dua puluh tahun terjadi perubahan lingkungan yang sangat menakjubkan. Pemimpin agama ini tidak bekerja sendiri tetapi membangun sinergi dengan Pimpinan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka dan mendapat dukungan dari masyarakat atau umatnya. Insentif implementasi proyek di sini tidak didasarkan pada GBHN, APBN, APBD, program dan rencana kerja, strategi SOP atau PROTAP suatu institusi formal pemerintah tetapi karena adanya kepemimpinan yang responsif terhadap kondisi alam dan kebutuhan masyarakat petani yang ada di dalam pribadi-pribadi pemimpin yang saling bersinergi kemudian mendapat dukungan masyarakat luas. Bagi masyarakat tradisional di Kalimantan, lingkungan dalah hutan, tanah dan air dengan produk bukan kayu, hewan burun, ikan di sungai. Mereka memiliki institusi dan tidak mempersoalkan etika dan kepemimpinan lingkungan karena perilaku kolektif, kebutuhan dasar, ada norma dan etika dan aturan tradisional sudah ada di mana mereka tidak akan mengambil sumber alam melebihi daya dukungnya sampai hutan dan alam mereka dijarah pihak luar. Hal yang sama juga dapat dilihat dalam masyarakat tradisional di berbagai daerah baik di Jambi, Maluku, Bali, Sulawesi dan lain-lain yang memiliki institusi tradisional yang sudah pasti memiliki kepemimpinan. Organisasi, aturan main, etika dan kepemimpinan ini pasti memiliki unsur-unsur kearifan tradisional yang memperhatikan lingkungan Apakah ini juga disebut kepemimpinan lingkungan? Kepemimpinan Lingkungan atau Kesadaran Lingkungan? Kepemimpinan lingkungan menjadi tugas dan kewajiban semua orang. Karena itu setiap orang bisa menjadi pemimpin lingkungan. Yang menjadi soal adalah tidak bisa semua orang bisa jadi pemimpin lingkungan tergantung pada media dan konstituennya dan yang lebih penting adalah persoalan lingkungan yang akan diatasi. Visi kepemimpinan lingkungan sering dinyatakan sebagai merubah kultur (budaya) di dalam suatu sistem pengelolaan lingkungan (bisa pengelola kawasan konservasi, rehabilitasi hutan, atau penanganan lingkungan di dalam suatu pabrik) sedemikian rupa sehingga para staf dan karyawan mempunyai keinginan untuk menjalankan kegiatan atau usaha dan bisnis mereka dengan cara-cara yang bertanggung jawab demi lingkungan. Dari berbagai bacaan didapatkan unsur kepemimpinan lingkungan bisa terdiri dari sikap dan perilaku serta tindakan dalam bentuk: 1). Taat dan memantuhi hukum atau peraturan perundangan bidang lingkungan, 2). Melakukan tindakan pencegahan perusakan lingkungan, 3) Mencari cara-cara dan implementasi model pembangunan berkelanjutan, 4) Memberikan informasi dan pendidikan lingkungan kepada orang di sekitar kita dan orang lain dalam hal persoalan dan penanganan masalah lingkungan, 5). Mencari dukungan dan mendukung reformasi atau perubahan kebijakan di bidang lingkungan. 6). Melakukan perubahan sistem manajemen dan proses produksi di dalam sebuah industri atau bisnis yang ramah lingkungan atau mempunyai kinerja yang bersahabat dengan lingkungan, 7) membangun kesadaran dan komitment terhadap lingkungan. Cara pandang terhadap kepemimpinan lingkungan juga sangat tergantung pada bidang lingkungan apa yang menjadi pusat perhatian ahli lingkungan (environmental scientists) pemerhati lingkungan (environmental observers) dan pegiat lingkungan (environmental activists) orang yang mempromosikan persoalan lingkungan. Seorang aktivis lingkungan yang anti produk GMO atau transgenik dan anti penggunaan bahan kimia dalam sistem pertanian intensif akan memusatkan persoalan kepemimpinan lingkungan dengan kampanye dan advokasi, menghimbau dan mengajak orang lain untuk membeli produk hijau (green products), organic and non-transgenic crops or products serta mengembangkan pertanian organik Seseorang yang sangat memperhatikan persoalan sampah akan memperlihatkan kepemimpian lingkungan dengan mengajak dan membangun sistem pembuangan sampah yang sehat. Orang yang prihatin dengan kerusakan hutan dan ekosistem lain akan memberikan dorongan kepada orang lain untuk menanam pohon atau mengajak dan menghimbau orang lain atau lembaga lain tidak merusak hutan melalui penebangan yang tidak sah. Pemerhati atau pegiat lingkungan bidang kelautan dan perikanan akan memberikan informasi atau mendorong kepemimpinan lingkungan dengan mengajak atau menghimbau agar penangkapan ikan tidak melebihi kapasitas atau daya dukung laut, menangkap ikan yang memiliki ukuran yang normal dan layak dan mengembalikan ikan berukuran kecil ke laut. Pemerhati ekosistem pantai dan bakau akan mengajak orang tidak merusak atau mengalih-fungsikan hutan bakau menjadi kawasan atau peruntukan lain. Demikian pula pemerhati pemanasan global akan memperjuangkan dilaksanakannya Clean Development Mechanisms (CDM). Kepemimpinan dan Lingkungan Kepemimpinan lingkungan sering pula identik dengan environmental management system atau environmental responsibility. Karena itu di berbagai media atau website lembaga pendidikan atau nirlaba sering ada penggunaan pengertian ini untuk menunjukkan bahwa kita seharusnya memperlihatkan kepemimpinan atau semangat untuk membangun sesuatu yang lebih bertangung jawab untuk lingkungan. Environmental leadership tidak harus diterjemahkan sebagai kepemimpinan lingkungan tetapi suatu niat, semangat, kesadaran, motivasi, komitment, cita-cita, daya juang untuk berbuat sesuatu demi lingkungan. Artinya jika ada pabrik yang menghasilkan polusi udara dan air disitu harus dibangun motivasi, sistem, kesadaran yang mengubah kinerja pabrik tidak sekedar menghasilkan produk yang laku di pasar tetapi ramah terhadap lingkungan. Misalnya sebuah pabrik kertas di Finlandia menghasilkan air limbah yang mengalir di parit dan sungai kecil tengah kota tanpa polusi di mana ikan bisa hidup normal di dalam air tersebut dan orang menikmati pemandangan yang indah dari kejernihan air tersebut. Kepemimpinan lingkungan biasanya muncul karena adanya persoalan serius di bidang lingkungan atau pembangunan yang berdampak pada lingkungan. Misalnya ada pabrik penghasil tinta mesin cetak, pabrik olie, pabrik minyak sawit yang dinyatakan menghasilkan dampak buruk pada lingkungan, akan timbul reaksi dari pemilik pabrik atau masyarakat yang menjadi korban pencemaran. Reaksi ini bisa ditanggapi dengan membangun kesadaran dan sistem pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Reaksi juga bisa tidak muncul dari pemilik pabrik jika tidak ada tuntutan karena pelanggaran hukum lingkungan atau karena ada korban yang menderita karena pabrik tersebut. Tindakan, sikap dan perilaku yang berubah di dalam sebuah pabrik menunjukkan adanya kepemimpinan lingkungan. Namun ada pula yang berpendapat bahwa kepemimpinan lingkungan yang ditunjukkan sebuah perusahaan tidak sekedar memenuhi peraturan perundangan tetapi harus memperlihatkan komitmen yang lebih besar dari perusahaan tersebut untuk mengeluarkan uang ekstra dan mengalokasikan sumberdaya yang perlu untuk berbuat jauh lebih banyak daripada sekedar mentaati apa yang diatur oleh peratuan perundangan. Dalam hal ini ada upaya ekstra yang sukarela untuk memperbaiki kinerja perusahaan terhadap lingkungan. Ini yang disebut sebagai kepemimpinan lingkungan. Berbagai lembaga pendidikan memusatkan perhatian pada mengembangkan teori kepemimpinan dalam penanganan lingkungan. Ada berbagai teori kepemimpinan yang bias dipelajari untuk diterapkan pada pernanganan persoalan lingkungan. Namun yang paling penting diingat adalah bahwa lingkungan itu sendiri tidak bisa dipimpin atau dipengaruhi oleh kepemimpinan seseorang. Karena lingkungan adalah benda mati dan bukan konstituen dari suatu sistem organisasi, kelompok, partai atau sebuah struktur sosial. Menurut teori kepemipinan adalah bagaimana membuat orang lain berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan atau diperintah oleh pimpinan. Jadi kepemimpinan lingkungan pada dasarnya adalah bagaimana kita memimpin, bersikap dan bertindak sehingga orang lain mau berbuat baik untuk lingkungan. Di sini ada struktur sosial di mana ada yang diperintah dan diatur. Misalnya dalam konteks militer, institusi, atau sistem sosial industri. Para pekerja, buruh, pemimpin militer dan institusi membutuhkan disiplin, perintah, instruksi dan efisiensi yang harus terus ditingkatkan. Setiap orang atau kelompok harus digerakkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Di sini kepemimpinan berfungsi karena adanya struktur social. Tetapi bagaimana dengan kepemimpinan lingkungan? Modul pelatihan kepemimpinan lingkungan yang dikeluarkan oleh Kansas Environmental Leadership Program menulis: The boundaries of modern social structures have set the parameters of our understanding of leadership, and these parameters do not apply clearly to environmental leadership . Karena itu kita perlu berhati-hati menterjemahkan kepemimpinan lingkungan dan memerapkannya ke dalam suatu sistem atau model manajemen pengelolaan lingkungan. Bisa terjadi ada salah kaprah dan bahkan ketidak jelasan pengertian, konsep dan aplikasinya sehingga menjadi rancu dan menimbulkan pertanyaan apakah kepemimpinan lingkungan sama dengan upaya membangun sistem yang ramah lingkungan? Bisa jadi kepemimpinan lingkungan sama dengan perjuangan menyelamatkan lingkungan, kesadaran lingkungan, komitmen terhadap keadilan lingkungan, tanggung jawab sosial dan lingkungan sebuah perusahaan atau mungkin upaya penegakan hukum lingkungan. Bahan Bacaan 1. MODULE 1 of Environmental Leadership Training Session One Introduction to Leadership and Water Resources. Kansas Environmental Leadership Program, Kansas State University Agricultural Experiment Station and Cooperative Extension Service In Cooperation with the Kansas Department of Health and Environment and Supported by U.S. Environmental Protection Agency Section 319, Non-point Source Pollution Control. 2. Arbor, Ann. 1996. Environmental Leadership at the University of Michigan: Activities and Opportunities. Final Draft. Greening the Maize and Blue Advisory Committee University of Michigan 3. Greening The National Park Service Environmental Leadership. http://www.nps.gov/renew/leadership.htm. 4. GarcĂa, Robert, 2002. Equal Access to California's Beaches Resource Paper Series, presented to Second National People of Color Environmental Leadership Summit - Summit II October 23, 2002 Center for Law in the Public Interest Santa Monica, California. 5. The Environmental Leadership Program. http://www.elpnet.org. 6. Reynolds, John. Environmental Leadership. The Green Voice
Minggu, 06 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Apakah ini tulisan asli Saudara? Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam Indonesian Journal for Sustainable Future. Vol 1 No. 2 Desember 2005. URGENSI KEPEMIMPINAN dalam Pembangunan Berkelanjutan. ISSN1858-1692. Halaman 1 - 28 oleh Tony Djogo.
Posting Komentar